Pandemi.

Hi teman-teman, bagaimana kabar hari ini? Beberapa pasti sudah berada pada titik jenuh dan mulai bertanya kapan pandemi berakhir. Saat ini lonjakan kasus Covid-19 sudah dititik kritis bahkan hampir semua sektor terdampak. Hati remuk karena hampir setiap hari mendengar suara sirene ambulans mondar-mandir, mendengar cerita oksigen kehabisan, mencari kamar rumah sakit kesulitan bahkan sampai berita duka datang dari orang terdekat. 


Aku rasa masyarakat Indonesia sudah cerdas dalam memilah-milih informasi yang masuk dan bertebaran. Alasan klasik jika mencari dalang yang menempatkan kita dalam kondisi genting ini dan Aku rasa sekarang bukan waktunya lagi mencari siapa yang salah tapi sudah saatnya kita sedikit menurunkan ego kita untuk saling bahu-membahu dan bantu-membantu sesama untuk melewati ini bersama. Jika kita tidak pernah melewati ini semua mungkin saat ini kita tidak bisa merasakan bahwa harga sehat itu mahal dan nikmat sehat itu luar biasa indahnya. 


Semangat teman- teman yang lagi isoman, semangat juga yang lagi menemani orang tercinta dalam melewati masa pemulihannya dan tetap semangat untuk para pencari sesuap nasi diluar sana. Semoga bumi kembali pulih, kita pasti bisa lewati ini bersama-sama. Ternyata benar, tempat yang paling aman adalah Rumah, tempat bersandar yang hangat adalah Keluarga dan tempat istirahat yang nyaman dan tempat pulang yang pasti yaitu disisi Sang Pencipta. 


With love,

Ratna.P – Bukan Penulis

Women In Leadership (2)

Mau cerita sedikit waktu ikut berpartisipasi dalam campaign Women In Leadership (WIL) berkaitan dengan memperingati Hari Perempuan Internasional dari womenism. Singkatnya saat acara penutupan dikasih kesempatan untuk bertanya saat Webinar “Building A Gender-Balanced Leadership In Times of Uncertainty” jadi begini ringkasnya:

Bagaimana pandangan Kakak mengenai peran dan paham Feminisme di Indonesia ?

Answer:

Feminisme sudah sejak lama sudah ada di dunia namun peran Feminisme di Indonesia sendiri belum sepenuhnya maksimal karena masih ada beberapa pandangan yang menganut sistem patriarki, namun kita sebagai wanita jangan takut untuk mengakui kalo kita menganut Feminisme karna Feminisme lebih dari sekadar paham. Feminisme adalah sudut pandang baru yang menjadi titik cerah perempuan untuk menemukan keadilan.

Women In Leadeship

Halo, girls!

Pemimpin tidak selalu ditakar dan diukur dengan kursi maupun jabatan dan tidak pula berdasarkan gender. Perempuan sebagai pemimpin memiliki hak sama dengan laki-laki. Perempuan tidak lagi dipandang sebelah mata maupun sebagai sosok yang lemah akan tetapi memiliki peran penting dalam kehidupan keluarga, organisasi maupun di lingkungan bermasyarakat. Sejalan dengan reformasi dan konsep gender menempatkan perempuan pada posisi yang sama di semua bidang kehidupan tak terkecuali sebagai pepimpin.

Dalam memperingati Hari Perempuan Internasional, aku ingin menyuarakan kepada para perempuan untuk terus berjuang dalam menggapai cita-cita setinggi mungkin dan jangan takut untuk bersuara karna pendapat kita juga layak di dengar.

Great women aren’t in the comfort zone!!

Puan.

Masih berkaitan dengan Hari Perempuan Internasional, Surat ini didekasikan untuk semua Perempuan hebat di dunia.

Be yourself, First !!
Bermimpilah yang tinggi dan tetap berkarya, jadilah tangguh dan punya sisi maskulin. Buktikan kalo kita bisa menaklukan dunia.
Jangan takut untuk bersuara karna bisa jadi pendapat kita membawa pada suatu kebijakan maupun perubahan ke arah yang lebih baik.
Jangan jadikan “karna kamu perempuan” sebagai alasan untuk takut melakukan apapun. Cintailah apapun yang kamu lakukan.
Berikan yang terbaik untuk tubuh,kesehatan mentalmu karna itu faktor penting untuk hidup bahagia.
Percayalah, kamu sempurna dan tidak membutuhkan validasi ukuran orang lain untuk sempurna menjadi Perempuan.

Semangat untuk Para Perempuan yang Sedang Berjuang, Percayalah akan selalu ada hari hari esok yang lebih baik :)))

Jangan Bosan.

Sesuatu hal baik selalu datang pada orang baik pada waktu yang baik ditempat yang baik dengan cara yang baik dan diawali dari Doa yang baik-baik. Semoga tidak lekas bosan berlomba-lomba menjadi makhluk Tuhan yang terbaik.

Syukur.

Banyak Mau, ya banyak mau, pengen ini pengen itu dan selalu berpikir andaikan saja punya kantong Doraemon. Hmm, memang manusia dimuka bumi ini banyak mau dan ga pernah puas dengan kehidupan dan hanya mengangguk-angguk kepala saja saat setiap hari diingatkan Tuhan untuk selalu bersyukur.

Bahkan ada beberapa orang yang hanya mengaku bersyukur dilisannya saja tapi dihati dan diraga tidak sepenuhnya rasa syukur itu terasa. Satu hal yang pasti dan aku percaya, Tuhan selalu menjamin semua kehidupan makhlukNya. Manusia cuma bisa berwacana tapi tetap Tuhan yang berencana.

Hambar.

Salah satu definisi dari kata “Hambar” menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah “tidak ada rasanya”. Kata ini merupakan kata kiasan, kata ini biasa dipakai berkaitan dengan satu rasa yang dicerna oleh salah satu organ panca indera kita, biasanya dipakai dalam test food atau mencicipi suatu makanan.

Bagi yang suka kuliner pasti terkadang berkomentar terhadap suatu makanan yang terasa hambar, baik itu kurang garam, lada atau bahkan kurang penyedap lainnya. Dalam suatu makanan apabila terasa hambar akan tidak nyaman dan tidak enak di lidah kita.

Kata Hambar ini juga  dapat digunakan secara umum, bisa juga dikaitkan dengan suatu rasa dalam sebuah kehidupan dan hubungan.

The point is….

Segala sesuatu yang diumbar akan terasa hambar, baik itu hubungan percintaanmu maupun hubunganmu dengan Tuhan

Manusia.

Pagi hari sudah disuguhi oleh pemandangan orang-orang yang berlalu lalang dan sudah sibuk dengan hal duniawi. Terbesit dikepala “Apa yang sebenarnya manusia kejar di dunia yang sementara ini? terkadang memang sulit untuk menentukan satu prioritas jika keduanya sangat penting.

Manusia hanya sibuk dengan dirinya sendiri, seakan pasif terhadap PenciptaNya maupun lingkungan di sekitarnya.

Memang benar dengan perkembangan zaman yang begitu pesat dan teknologi yang sudah changgih membuat manusia menjadi autis hanya fokus kepada gadgetnya. yaa tapi apakah sulit untuk memulai suatu pembicaraan dengan orang-orang disekitar kita? bahkan dengan sekedar senyumpun dapat mencairkan segala suasana. Jadi teringat istilah dari Aristoteles

manusia adalah makhluk sosial (Zoon Politicon) tanpa disadari atau tidak manusia selalu membutuhkan dan di butuhkan orang lain .

Jadi biasakan mulai hari ini dan hari-hari berikutnya untuk lebih peka terhadap keadaan disekitar kita jangan bertindak acuh tak acuh bahkan tidak peduli, masih banyak di dunia ini orang yang membutuhkan bantuan kita walau mereka tidak memintanya sekalipun. tidak ada ruginya berbuat baik dan membantu kepada sesama, walau tidak terasa dan dapat balasan di dunia, inshaAllah untuk bekal pahala kita di akhirat nanti.

Barang siapa yang memudah kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan baginya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim).

Bumi.

Terkadang penat dan bosan dengan suhu, cuaca dan drama dibelahan Bumi. Apa harus pindah ke planet lain? Apa mereka menerima aku sebagai penghuninya?

Katanya mengeluh itu manusiawi.
Ku dengar kalau tidak mengeluh itu bukan manusia. Lalu apa? Benda mati? Tumbuh-tumbuhan?

Terbesit pikiran dikepala Tuhan mungkin bosan mendengarkan manusia mengeluh tiap detiknya. Kemudian pada hari itu aku mencoba menjadi manusia dan tiap hari jadi manusia yang manusiawi.

Besoknya aku mencoba lebih banyak bersyukur menjalani alur yang sudah diukur dan distruktur kemudian mendekatkan diri kepada yang mengatur Semesta.

Kata.

Kata-kata dalam tulisanku masih tentangmu namun bait-bait puisi mu sudah untuknya. Apa saat ini semesta sedang mengajak aku bercanda? Apa ingin mengajak aku untuk tertawa bersama? 

Memang terkadang semesta ini lucu sekali. Selamat, untuk kali ini kau yang menang dan aku mengaku kalah.